Kamis, 28 Februari 2013

Directing



TUGAS
DASAR – DASAR AKK
(DIRECTING 1)







NAMA                               : HELENA E SAHUSILAWANE
STAMBUK                        : K 11111626
NO DAFTAR HADIR         : 33





UNIVERSITAS HASANUDIN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
OKTOBER 2011

A.   PENGERTIAN DIRECTING (PENGARAHAN)
Pengarahan dalam ilmu manajemen merupakan aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif dan efisien untuk mencapai sebuah tujuan.
Salah satu fungsi manajemen adalah pengarahan. Disini akan dibahas apa yang dimaksud dengan pengarahan. Beberapa pengertian tentang pengarahan, yaitu :
      1.      Pengarahan adalah pengeluaran penugasan,  pesanan,  dan instruksi yang    memungkinkan     pekerja  memahami apa yang di harapkan darinya, dan pedoman serta pandangan pekerja sehingga ia dapat berperan secara efektif dan efisien untuk mencapai  objektif organisasi.   
      2.      Pengarahan adalah  sebagai penjelasan, petunjuk , serta pertimbangan dan bimbingan terhadap para petugas yang terlibat , baik secara struktural maupun fungsional  agar pelaksanaan tugas yang dapat berjalan dengan lancar. 
      3.      HENRY FAYOL
Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
      4.      Pengarahan adalah aturan-aturan yang telah di terapkan agar ada tujuan yang sistematik, sehingga kaitan antara devisi bisa bekerja sama dengan baik.
      5.      Pengarahan adalah suatu petunjuk untuk setiap devisi yng terkasper agar tidak lari    dari tanggung.
      6.      Pengarahan adalah suatu uasaha untuk menjaga agar yang telah direncanakan dapat berjalan seperti  yang dikehendaki.
      7.      Pengarahan adalah Kemampuan untuk memusatkan kekuatan psikologis yang dimiliki individu dalam mencapai target dan tujuan yang ingin diraih.
      8.      Pengarahan adalah keputusan yang di keluarkan oleh atasan untuk bawahannya agar mencapai pencapaian terarah.
      9.      Pengarahan adalah suatu syarat yang terkaper untuk masing-masing organisasi.
     10.    Pengarahan yaiu suatu jalan masing-masing bidang untuk dipatuhi agar dapat mengatur semua anggota-anggotanya.

B.   Fungsi  Pengarahan/Directing/Leading
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.

C.   Jenisnya pengarahan
Jenis pengarahan terdiri dari 3 yaitu :
      1.      Orientasi
Adalah cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu agar kegiatan usaha dapat dilaksanakan dengan baik. Biasanya orientasi ini dilakukan kepada pegawai baru dengan tujuan untuk memberikan pengenalan dan pengertian tentang masalah yang terjadi di suatu perusahaan.
Tapi orientasi bisa juga diterapkan untuk pegawai lama yang kadang-kadang lupa atau tidak selalu ingat. Tujuannya adalah agar mereka selalu memahami peranannya.
      2.      Perintah
Ini yang paling umum dilakukan sebagai seorang pimpinan perusahaan. Definisi perintah adalah permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Jenis – jenis perintah yaitu :
a.    Perintah Umum dan Khusus
Perintah umum mempunyai sifat luas, sedangkan perintah khusus bersifat mendetail. Penggunaan perintah ini tergantung kepada preferensi, kemampuan untuk meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh karyawan.
b.    Perintah Lisan dan Tertulis
Pada jenis perintah ini disesuaikan dengan kemampuan pegawai atau bawahan. Contohnya: Jika seorang pemimpin memberikan tugas yang sedikit rumit dan perlu pemahaman yang agak lama, maka gunakanlah perintah tertulis. Perintah tertulis bisa menghindari adanya salah tafsir. Tapi jika sedang dalam keadaan mendesak, perintah lisan akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung resiko lebih besar. Jadi, perintah lisan hanya diberikan untuk tugas-tugas yang relatif mudah. Prakteknya.
c.    Perintah Formal dan Informal
Perintah formal adalah perintah yang diberikan kepada pegawai atau bawahan sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi. Sedangkan perintah informal lebih banyak mengandung saran atau dapat pula berupa bujukan dan ajakan.

      3.      Delegasi Wewenang
Pendelegasian wewenang lebih bersifat umum jika dibandingkan dengan pemberian perintah. Dengan pendelegasian wewenang ini, maka melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimiliki kepada bawahan.

Fungsi-Fungsi Manajemen



Dibuat Oleh 
Helena Sahusilawane



 
FUNGSI – FUNGSI MANAJEMEN

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Adapun fungsi-fungsi manajemen adalah :
1.     Perencanaan (Planning),
2.     Pengorganisasian (Organizing),
3.     Pengarahan (Actuating/Directing),
4.     Pengawasan (Controlling)
5.     Evaluasi (Evalution)
Penjelasan dari fungsi – fungsi manajemen :
1.    Fungsi Perencanaan
a.     Pengertian Perencanaan
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.
b.     Batasan Perencanaan
Menurut Newman perencanaan (planning) is deciding in advance what is to be done. Sedangkan menurut A.Allen planning is the determination of a course of action to achieve a desired result. Pada dasarnya yang dimaksud dengan perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa ( what ) siapa ( Who ) kapan (When) dimana ( When ) mengapa ( why ) dan bagaimana ( How ) jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-program yang dilakukan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan  suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
c.     Kegiatan dalam Fungsi Perencanaan :
1)    Menetapkan tujuan dan target bisnis
2)    Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
3)    Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
4)    Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis.
d.     Unsur Perencanaan
1)    Tindakan apa yang harus dikerjakan
2)    Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan
3)    Dimana tindakan tersebut dilakukan
4)    Kapan tindakan tersebut dilakukan
5)    Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut
6)    Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.


e.     Proses Pembuatan Rencana
1)    Menetapkan tugas dan tujuan Antara tugas dan tujuan tidak dapat dipisahkan, suatu rencana tidak dapat difrmulir tanpa ditetapkan terlebih dahulu apa yang menjadi tugas dan tujuannya. Tugas diartikan sebagai apa yang harus dilakukan, sedang tujuan yaitu suatu atau nilai yang akan diperoleh.
2)    Observasi dan analisa Menentukan factor-faktor apa yang dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan (Observasi) bila sudah diketahui dan terkumpul, maka dilakukan analisa terhadapnya untuk ditentukan mana yang digunakan.
3)    Mengadakan kemungkinan-kemungkinan Faktor yang tersedia memberikan perencanaan membuat beberapa kemungkinan dalam pencapaian tujuan. Dimana kemungkinan yang telah diperoleh dapat diurut atas dasar tertentu, misalnya lamanya penyelesian, besarbya biaya yang dibutuhkan efisiensi dan efektivitas dan lain sebagainya.
4)    Membuat sintesa Sintesa yaitu alternatif yang akan dipilih dari kemungkinan-kemungkinan yang ada dengan cara mengawinkan sitesa dari kemungkinan-kemungkinan tersebut. Kemungkinan-kemungkinan yang ada mempunyai kelemahan-kelemahan.
f.      Siapa Saja Yang Membuat Rencana
1)    Panitia Perencanaan Panitia ini terdiri dari beberapa unsure yang mewakili beberapa pihak, yang masing-masing membawakan misinya untuk menghasilkan suatu rencana, dengan harapan rencana yang dibuat akan lebih baik.
2)    Bagian Perencanaan Seringkali tugas perencanaan, merupakan tugas rutin dalam suatu organisasi atau perusahaan. Ini merupakan satu unit dalam suatu organisasi yang bertugas khusus membuat rencana. Jadi disini tidak ada unsur perwakilan yang mewakili suatu bagian dalam organisasi.
3)    Tenaga Staf Pada sebuah organisasi atau perusahaan ada dua kelompok fungsional yaitu : – Pelaksana, tidak disamakan dengan pimpinan yaitu kelompok yang langsung menangani pekerjaan – Staf (pemikir) yaitu kelompok yang tidak secara langsung menghasilkan barang atau produk perusahaan, tugasnya menganalisa fakta-fakta untuk kemudian merencanakan sesuatu guna.
g.     Bentuk-bentuk Perencanaan
1)    Recana Global (Global Plan) Analisa penyusunan recana global terdiri atas: – Strenght yaitu kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan – Weaknesses, memperhatikan kelemahan yang dimiliki organisasi yang bersangkutan. – Opportunity yaitu kesempatan terbuka yang dimiliki oleh organisasi – Treath yaitu tekanan dan hambatan yang dihadapi organisasi.
2)    Rencana Stategik (Strategic Plan) Bagian dari rencana global yang lebih terperinci. Dimana dengan menyusun kerangka kerja yang akan dilakukan untuk mencapai rencana global, dimensi waktunya adalang jangka panjang. Dalam pencapaiannya dilakukan dengan system prioritas. Mana yang akan dicapai terlebih dahulu. Merupakan proses prencanaan jangka panjang yang tersusun dan digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Tiga alasan penggunaan perencanaan strategic ini yaitu :
a)    Memberikan kerangka dasar bagi perencanaan lainnya yang akan dilakukan.
b)    Mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya.
c)     Titik permulaan pemahaman dan penilaian kegiatan manajer dan organisasi.
3)    Rencana Operasional ( Operational Plan ) Rencana ini meliputi perencanaan terhadap kegiatan-kegiatan operasional dan bersifat jangka pendek. – Rencana sekali pakai ( single use plan ) yaitu kegiatan yang tidak digunakan lagi setelah tercapainya tujuan dan ini sifatnya lebih terperinci hanya sekali pakai, misalnya rencana pembelian dan pemasangan mesin komputer dalam suatu perusahaan. – Rencana Tetap ( Standing Plan ) yaitu berupa pendekatan-pendekatan standar untuk penanganan-penanganan situasi yang dapat diperkirakan terlebih dahulu dan akan terjadi berulang-ulang.
h.     Elemen perencanaan
Perencanaan terdiri dari dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan rencana itu sendiri (plan).
i.      Tipe perencanaan yang digunakan para manajer
Meliputi :
1)    Perencanaan Jangka pendek (Short Range Plans)
2)    Perencanaan Jangka panjang (Long Range Plans)
3)    Perencanaan Strategi.
4)    Perencanaan Operasional.
5)    Perencanaan Tetap.
6)    Perencanaan Sekali Pakai.
7)    Perencanaan Jangka Panjang & Jangka Pendek
Jangka Pendek : Perencanaan untuk jangka waktu 1 tahun atau kurang Menengah : 1 s/d 2 tahun, Panjang : Jangka waktu 5 tahun atau lebih.

2.    Fungsi Pengorganisasian
a.     Pengertian Pengorganisasian.
Pengorganisasian adalah salah satu fungsi mnajemen yang juga mempunyai peranan cukup penting seperti halnya fungsi perencanaan.
b.     Batasan pengorganisaian
Pengorganisasian adalah suatu langakh untuk menetapkan, menggolong – golongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseoang, dan pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan.
Berdasarakan defenisi di atas, fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan (sinkronisasi) semua kegiatan yang beraspek personil, financial, material, dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, oranisasi dapat dipandang sebagai wadah kerjasama sekelompok orang dan sebagai suatu proses kerjasama dan bagaimana tata cara staf mencapai tujuan. Organisasi juga dapat dipandang sebagai alat pimpinan untuk mencapai tujua organisasi.
c.     Manfaat pengorganisasian :
Melalui fungsi pengorganisasian akan dapat diketahui :
1)    Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
2)    Hubungan organisasi antar orang-orang di dalam organisasi tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya.
3)    Pendelegasian wewenang.
4)    Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik
d.     Langkah-langkah pengorganisasian.
Ada enam langakah atau aspek penting dalam fungsi pengorganisasian :
1)    Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang dalam fungsi perencanaan.
2)    Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai tujuan.
3)    Menggolongkan kegiatan-kegiatan pokok ke dalam satuan-satuan kegiatan yang praktis. Pembagian tugas staf harus mencerminkan apa yang harus dikerjakan oleh staf.
4)    Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan menyediakan fasilitas yang diperlukan.
5)    Penugasan personil yang cakap (memilih staf yang dipandang mampu melaksanakan tugas).
6)    Mendelegasikan wewenang.
e.     Wewenang dalam organisasi
1)    Wewenang Lini (Linie authority)
Wewenang yang mengalir secara vertical yaitu pelimpahan wewenang dari atas ke bawah dan organisasi yang menggunakan wewenang lini disebut organisasi lini.
2)    Wewenang staf (Staff authority)
Wewenang yang mengalir ke samping yaitu wewenang yang diberikn kepada staf untuk membantu elancarkan tugas staf yang memiliki wewenang lini.
3)    Wewenang staf dan lini
Perpaduan antara wewenang lini dan staf merupakan bentuk struktur organisasi yang paling umum dianut saat ini.
f.      Pengembangan organisasi
Pengembangan organisasi adalah upaya pihak manajer untuk mengambangkan stafnya (pengembangan daya dari sumber manusia/staf) dengan harapan untuk lebih menigkatkan kapasitas orgnisasi yang dipimpinnya untuk memecahkan masalah.
Hal yang paling pokok dalam fungsi pngorganisasian adalah pembagian tugas. Jika pembagian tugas sudah dilakukan dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan staf, maka staf akan menjadi suatu kelompok kerja yang kompak. Melalui pembagian tugas yang jelas dn spesifik, kelompok kerja (working team) akan mempunyai spesialisasi tugas yang lebih terarah. Dengan spesialisai tugas, staf akan berusaha engambangkan pengetahuan dan keterampilannya untuk melaksnakan tugasnya mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Tugas – tugas kelompok kerja juga harus didukung dengan dana dan sumber daya lainnya yang mencukupi.
g.     Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian :
1)    Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan.
2)    Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggungjawab.
3)    Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja.
4)    Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.

3.     Fungsi Pengarahan dan Implementasi
a.     Pengertian Actuating
Actuating adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas atau memotivasi karyawan yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau seluruh organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b.     Tujuan fungsi Actuating
1)    Menciptakan kejasama yang lebih efisien.
2)    Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf.
3)    Menumbuhkan rasa memilki dan menyukai pekerjaan.
4)    Mengusahakan suassana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf.
5)    Membuat organisasi berkembang lebih dinamis.
Actuating lebih memusatkan peratian pada pengelolaan suber daya manusia. Atas dasar itu fungsi actuating sangat erat hubungannya dengan ilmu-ilmu tentang perilaku manusia. Fungsi actuating dimulai dari diri manajer. Manajer harus mempunyai kemampuan bekerjasaa dengan orang lain, besikap objektif, dan harus peka dengan kodrat manusia yaitu mempunyai kekuatan dan kelemahan.
c.     Faktor-faktor penghambat fungsi actuating
Kegagalan manajer menumbuhkan motivasi stafnya merupakan hambatan utama fungsi actuating. Hal ini terjadi karena manajer kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan antar manusia.
d.     Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memberikan pengaruh kepada perubahan perilaku orang lain baik secara langsung maupun tidak. Seorang manajer yang ingin kepemimpinannya lebih efektif, ia harus mampu :
1)    Memotivasi dirinya sendiri untuk bekerja dan banyak “membaca”.
2)    Memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan organisasi. Ia harus selalu merasa ditantang untuk mengatasi hambatan kerja yang dapat menjadi penghalang tercapainya tujuan organisasi yang dipimpin.
3)    Menggerakkan (memotivasi) stafnya agar mereka mampu melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi sesuai dengan kwenangan yang diberikan kepadanya dan tanggung jawab yang melekat pada setiap tugas.
Tabel : Perbedaan pemimpin dan bukan pemimpin :
Pemimpin
Bukan pemimpin
1.     Memberi semangat pengikutnya
2.     Menyelesaikan pekerjaan dan mengembangkan pengikutnya.
3.     Menunjukkan kepada pengikutnya bagaimana menjalankan suatu pekerjaan.
4.     Memikul kewajiban/tanggungjawab
5.     Memperbaiki kgagalan yang terjadi dalam pencapaian tugas
1.     Memaksa/menarik pengikutnya.
2.     Menyelesaikan pekerjaan dengan mengorbankan pengikutnya.
3.     Memberikan kekuatan dengan ancaman dan paksaan.

4.     Melepas tanggung jawab.
5.     Menyalahkan orang lain atas kegagalan yang dialami.

e.     Aspek komunikasi dalam organisasi
Beberapa aspek komunikasi di bawah ini perlu diperhatikan oleh seorang manajer untuk lebih mengefektifkan kepemimpinannya :
1)    Kurangi kesimpangsiuran arus informasi dalam organisasi.
2)    Sesuaikan dengan pengalaman yang menerima informasi.
3)    Sistiem umpan balik penting untuk dikembangkan.
4)    Penggunaan media seperti poster, radio, TV dan sebagainya akan lebih menunjang komunikasi dan media ini perlu digunakan secara efektif.
5)    Komunikasi langsung (tatap muka) juga perlu lebih sering dilakukan antara pemimpin dan staf.
Komunikasi yang berkembang dalam suatu organisasi harus singkat, padat (concise), lengkap tentang jenis informasi  yang ingin disampaikan (complete), jelas tentang hal – hal yang perlu dikerjakan oleh staf (clear), mengandung tujuan yang jelas (concrete).
 
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi :
1)    Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja    secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan.
2)    Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan.
3)    Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.
4.    Fungsi Pengawasan dan Pengendalian
Fungsi pengawasan dan pengendalian (controling) merupakan fungsi yang terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi manajemen lainnya, terutama dengan fungsi perencanaan.
a.     Pengertian Controlling
Pengendalian adalah: suatu proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dalam arti seorang manajer harus yakin bahwa tindakan yang dilakukan oleh anggota organisasi benar-benar menggerakkan organisasi kearah tujuan yang telah dirumuskan. Ini adalah fungsi pengendalian manajemen,dan melibatkan berbagai elemen menetapkan standar prestasi kerja, mengukur prestasi saat ini, membandingkan prestasi ini dengan standar yang telah ditetapkan dan mengambil tindakan korektif bila ada deviasi yang dideteksi.
Ada 2 jenis standar pengawasan yaitu :
1)    Norma : didasarakan atas pengalaman masa lalu dalam pelaksanaan program yang sejenis atau dalam situasi yang sama.
2)    Kriteria : Standar yang diharapkan dari upaya-upaya pelayanan tertentu.
b.     Manfaat pengawasan 
Apabila fungsi pengawasan da pengendalian dapat dilaksanakan secara tepat, organisasi akan memperoleh manfaat sebagai berikut :
1)    Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai dengan standar atau rencana kerja dengan menggunakan sumber daya yang telah ditetapkan.
2)    Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
3)    Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar.
4)    Dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimangan.
5)    Dapat diketaui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan latihan lanjutan.
c.     Proses Pengawasan
Ada tiga langkah penting untuk melakukan pengawasan manajerial :
1)    Mengukur hasil / prestasi yang telah dicapai.
2)    Membandinkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
3)    Memperbaiki penyimpangan yang dijumpai berdasarkan faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan.
d.     Objek Pengawasan
Ada 5 jenis objek pengawasan :
1)    Objek tentang kuantitas dan kualitas barang atau jasa. Ini merupakan objek pengawasan yang bersifat fisik.
2)    Keuangan : misalnya tentang penggunaan dan pemasukkan keuangan.
3)    Pelaskanaan program di lapangan sesuai dengan RKO (Rencana Kerja Operasioal) yang dibuat oleh masing-masing staf.
4)    Hal-hal yang sifatnya strategis, misalnya tentang instruksi Dirjen Binkesmas tentang penggunaan jarum suntik untuk mencegah penularan penyakit.
5)    Pelalsanaan kerja sama dengan pihak kecamatan : Peraturan daerah (Perda) tentang penggunaan anggaran, dan sebagainya.
e.     Cara mendapatkan data untuk melakukan pengawasan
1)    Pengamatan langsung
Supervisi oleh pimpinan ke lapangan untuk mengamati kegiatan staf dan membandingkannya dengan standar.Data atau informasi yang diperoleh melalui cara ini mempunyai kualitas yang terbaik (akurat), tetapi memerlukan motivasi yang baik dari pimpinan untuk turun ke lapangan.
2)    Laporan lisan
Pimpinan dapat memperoleh data langsung dengan mendengarkan laporan secara lisan oleh staf. Dengan cara ini, pimpinan hanya memperoleh informasi terbatas tentang kemajuan program.
3)    Laporan tertulis
Staf penanggung jawab program diminta membuat laporan singkat tentang hasil kegiatannya. Informasinya hanya terbatas pada hal-hal yang dianggap penting oleh staf.
f.      Jenis Pengawasan
Ada tiga jenis pengawasan manajerial yang berkembang pada organisasi pemerintahan di Indonesia :
1)    Pengawasan fungsional (Struktural)
Fungsi pengawasan ini melekat (waskat) pada sseorang yang menjabat sebagai pimpinan karena peranan setiap pemimpin adalah melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan staf yang ada di bawah koordinasinya.
2)    Pengawasan public
Pengawasan ini dilakukan oleh masyarakat terhadap jalannya pebangunan pada umumnya.
3)    Pengawasan non fungsional
Fungsi pengawasan yang sifatnya non fungsional biasanya dilakukan oleh badan-badan yang diberikan kewenangan untuk melakukan pengawasan (fungsi control), seperti DPR, BPK Negara, BPKP dan fungsi inspektorat yang ada di masing-masing departemen, baik di tingkat pusat maupun di tingkat propinsi.
5.    Evaluasi
Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi program. Perbedaannya terletak pada sifatnya, sumber data, siapa yang melaksanakannya dan waktu pelaksanaannya. Antara evaluasi dengan fungsi pengawasan juga mempunyai kesamaan yaitu keduanya bertujuan untuk memperbiki efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program melalui perbaikan fungsi manajemen.
Ada beberapa jenis evaluasi :
a.     Evaluasi terhadap in-put biasanya dilaksanakan sebelum kegiatan program dimulai untuk mengetaui apakah pemilihan sumber daya sudah sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan evaluasi ini bersifat pencegahan.
b.     Evaluasi Proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung untuk mengetahui apakah metode yang dipilih sudah efektif, apakah motivasi dan komunikasi antar staf sudah berkembang dengan baik dan sebagianya.
c.     Evaluasi terhadap out-put (summative evaluation) dilaksanakan setelah pekerjaan selesai untuk mengetahui apakah out put, effect, atau out come program sudah sesuai dengan target yang ditetapkan sebelumnya.

























Daftar Pustaka
Muninjaya, G.A.A. ……..”Manajemen.  Kesehatan”. Penerbit Buku Kedokteran, EGC